Aku salah satu anggota dari Color Guard Nawala Marching Band di Bandung.
Tahun 2012 kemarin, aku terpilih untuk ikut lomba Individual Color
Guard di Indonesia Ekspresi di Jakarta. Aku yang biasa ikut lomba dalam
tim, saat itu aku tidak percaya diri untuk tampil sendiri. Tapi dengan
dukungan dari pelatih dan orang tuaku, aku terus berlatih dengan
sungguh-sungguh. Yang paling berat menurutku adalah belajar ballet,
karena tema penampilan yang diberikan pelatih tema kesedihan, sehingga
ada gerakan-gerakan ballet. Dalam waktu 1 bulan aku harus bisa. Aku sama
sekali tidak memiliki basicnya.
Di setiap latihan aku banyak melakukan
kesalahan, pelatih sering memarahiku. Aku hampir putus asa ketika waktu
perlombaan sudah dekat, aku masih melakukan gerakan ballet dengan tidak
baik dan tidak lancar melakukan gerakan dengan saber*, selain itu banyak
yang berkomentar aku kurang berekspresi sedih. Tapi aku terus berusaha
dan tidak putus asa walaupun badan sudah linu dan memar-memar terbentur
properti penampilan. Dua hari sebelum berangkat ke Jakarta, aku masih
latihan, tiba-tiba pelatih mengganti beberapa gerakan yang harus aku
hafalkan lagi dan melakukan gerakannya dengan benar. Saat pelatih
mencontohkan gerakan itu tiba-tiba riffle* yang dipegang pelatih
terlempar mengenai mata kakiku. Aku terjatuh dan kesakitan tidak bisa
berdiri. Latihan tidak dilanjutkan. Keesokan harinya aku berangkat ke
Jakarta, aku berusaha tidak merasakan sakit di kakiku. Saat sampai di
Jakarta, aku langsung ke GOR tempat perlombaan untuk gladi resik. Aku
mulai pemanasan, tapi kakiku bergetar, tidak bisa melakukan gerakan
dengan baik. Aku mulai gladi resik. Setelah selesai, pelatih bilang
kalau penampilanku sangat buruk sekali. Aku pasrah. Aku mengirim pesan
SMS kepada ibuku kalau penampilan gladi resik aku sangat buruk dan
kakiku bergetar. Ibuku menyemangatiku dan mendoakanku lagi.
Keesokan
harinya, aku bersiap-siap pergi ke GOR tempat perlombaan. Sampai di
sana, aku dan pelatih sarapan pagi, aku merasa sangat mual. Aku langsung
ke toilet dan aku muntah-muntah, aku putus asa. Badanku lemas. Tapi
setelah pelatih dan orang tuaku terus memberikanku semangat aku semangat
kembali dan melawan rasa lemasku. Lalu aku pemanasan, dan kakiku masih
bergetar. Aku sedih.
Saat perlombaan dimulai, aku takut kakiku masih
bergetar. Aku mendapat urutan ke-2. Saatnya giliranku, aku yakin aku
bisa. Aku melakukan gerakan seperti aku tidak sadar dihadapan para juri
dan banyaknya penonton di tribun. Setelah selesai, aku kaget MC bilang
kalau penampilanku sangat ekspresif dan bagus. Aku bersyukur dan aku
baru sadar kalau kakiku tidak bergetar lagi. Setelah itu aku melihat
peserta lain yang tampil sangat bagus. Aku tidak terlalu ingin mendapat
juara yang terpenting aku merasa bersyukur aku telah menampilkan yang
terbaik bagiku. Sambil menunggu pengumuman pemenang, aku jalan-jalan di
sekitar GOR, aku sangat tidak percaya banyak orang bilang mereka sangat
suka sekali dengan penampilanku.
Pengumuman dimulai. Aku sangat tidak
yakin aku menang. Aku kaget ternyata namaku dipanggil untuk pemenang
ke-2. Aku sangat tidak menyangka, aku juara ke-2 se-Indonesia. Aku
pulang dengan bangga dan sangat berterimakasih kepada orang tua yang
selalu mendukung dan mendoakanku. Keajaiban kesuksesan bisa terjadi
apabila kita berusaha keras dan adanya dukungan dari orang-orang yang
menyayangi kita.
*saber: alat yg terbuat dari besi seperti pedang
*riffle: alat yg terbuat dari kayu seperti senapan
No comments:
Post a Comment