April 26, 2013

Individual Color Guard Contest @Indonesia Ekspresi 2012 (Runner Up)

        Aku salah satu anggota dari Color Guard Nawala Marching Band di Bandung. Tahun 2012 kemarin, aku terpilih untuk ikut lomba Individual Color Guard di Indonesia Ekspresi di Jakarta. Aku yang biasa ikut lomba dalam tim, saat itu aku tidak percaya diri untuk tampil sendiri. Tapi dengan dukungan dari pelatih dan orang tuaku, aku terus berlatih dengan sungguh-sungguh. Yang paling berat menurutku adalah belajar ballet, karena tema penampilan yang diberikan pelatih tema kesedihan, sehingga ada gerakan-gerakan ballet. Dalam waktu 1 bulan aku harus bisa. Aku sama sekali tidak memiliki basicnya.
Di setiap latihan aku banyak melakukan kesalahan, pelatih sering memarahiku. Aku hampir putus asa ketika waktu perlombaan sudah dekat, aku masih melakukan gerakan ballet dengan tidak baik dan tidak lancar melakukan gerakan dengan saber*, selain itu banyak yang berkomentar aku kurang berekspresi sedih. Tapi aku terus berusaha dan tidak putus asa walaupun badan sudah linu dan memar-memar terbentur properti penampilan. Dua hari sebelum berangkat ke Jakarta, aku masih latihan, tiba-tiba pelatih mengganti beberapa gerakan yang harus aku hafalkan lagi dan melakukan gerakannya dengan benar. Saat pelatih mencontohkan gerakan itu tiba-tiba riffle* yang dipegang pelatih terlempar mengenai mata kakiku. Aku terjatuh dan kesakitan tidak bisa berdiri. Latihan tidak dilanjutkan. Keesokan harinya aku berangkat ke Jakarta, aku berusaha tidak merasakan sakit di kakiku. Saat sampai di Jakarta, aku langsung ke GOR tempat perlombaan untuk gladi resik. Aku mulai pemanasan, tapi kakiku bergetar, tidak bisa melakukan gerakan dengan baik. Aku mulai gladi resik. Setelah selesai, pelatih bilang kalau penampilanku sangat buruk sekali. Aku pasrah. Aku mengirim pesan SMS kepada ibuku kalau penampilan gladi resik aku sangat buruk dan kakiku bergetar. Ibuku menyemangatiku dan mendoakanku lagi.

           Keesokan harinya, aku bersiap-siap pergi ke GOR tempat perlombaan. Sampai di sana, aku dan pelatih sarapan pagi, aku merasa sangat mual. Aku langsung ke toilet dan aku muntah-muntah, aku putus asa. Badanku lemas. Tapi setelah pelatih dan orang tuaku terus memberikanku semangat aku semangat kembali dan melawan rasa lemasku. Lalu aku pemanasan, dan kakiku masih bergetar. Aku sedih.

            Saat perlombaan dimulai, aku takut kakiku masih bergetar. Aku mendapat urutan ke-2. Saatnya giliranku, aku yakin aku bisa. Aku melakukan gerakan seperti  aku tidak sadar dihadapan para juri dan banyaknya penonton di tribun. Setelah selesai, aku kaget MC bilang kalau penampilanku sangat ekspresif dan bagus. Aku bersyukur dan aku baru sadar kalau kakiku tidak bergetar lagi. Setelah itu aku melihat peserta lain yang tampil sangat bagus. Aku tidak terlalu ingin mendapat juara yang terpenting aku merasa bersyukur aku telah menampilkan yang terbaik bagiku. Sambil menunggu pengumuman pemenang, aku jalan-jalan di sekitar GOR, aku sangat tidak percaya banyak orang bilang mereka sangat suka sekali dengan penampilanku.
Pengumuman dimulai. Aku sangat tidak yakin aku menang. Aku kaget ternyata namaku dipanggil untuk pemenang ke-2. Aku sangat tidak menyangka, aku juara ke-2 se-Indonesia. Aku pulang dengan bangga dan sangat berterimakasih kepada orang tua yang selalu mendukung dan mendoakanku. Keajaiban kesuksesan bisa terjadi apabila kita berusaha keras dan adanya dukungan dari orang-orang yang menyayangi kita.

*saber: alat yg terbuat dari besi seperti pedang
*riffle: alat yg terbuat dari kayu seperti senapan